top of page
Search
  • Writer's pictureDayalima Abisatya

Guru Pembangun Peradaban; Sebuah Harapan Kebaikan untuk Membentuk Generasi Antikorupsi



Jakarta, 24 Juli 2020 - Pernahkah terlintas di pikiran Anda, mengapa kita perlu mengantri dengan sabar, berpikir rasional ketika menghadapi kemarahan seseorang, atau mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantu kita? Kebaikan sehari-hari seolah menjadi kebiasaaan yang memang harus ditaati tanpa tanya. Namun ternyata justru hal-hal kecil itulah yang membantu kita menghindari perilaku besar yang membuat banyak pihak merugi: Korupsi.


Guru Pembangunan Peradaban (GPP), merupakan hasil kolaborasi Dayalima Abisatya dengan Pemerintah Kota Surabaya, SPAK Indonesia, Paragon Indonesia, Semen Indonesia dan Bank Mandiri. GPP dilaksanakan dalam 7 Batch untuk membangun karakter bangsa melalui edukasi tentang nilai-nilai antikorupsi kepada para pengajar di tingkat sekolah dasar dan menengah. Program ini diluncurkan di Graha Sawunggaling, Balai Kota Surabya 5 Desember 2019.


Guru bagi kami merupakan seorang pengajar hidup; sosok orangtua kedua, mentor, pendidik nilai-nilai kehidupan yang akan dibawa hingga dewasa kelak. Tugas mulia seorang guru adalah mencerdaskan kehidupan bangsa; tidak hanya berdasarkan akal, melainkan juga membentuk pribadi cerdas yang beradab. Apa tantangan seorang guru? Menjelaskan dengan sederhana; sehingga seluruh lapis anak didik memahami tidak hanya satu-dua saja. Pada program ini, terlihat bahwa para guru yang antusias mengajar ini juga bersemangat untuk belajar.


DayaLima Abisatya berkolaborasi dengan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengadakan Pelatihan untuk Pelatih (Training for Trainer) GPP. Batch 1 pelatihan diadakan pada bulan Juli 2020 diikuti oleh perwakilan guru-guru SMP se-Surabaya. Pelatihan mengambil tema “Kolaborasi Wujudkan Cita-Cita Membangun Generasi Antikorupsi,” dengan mengundang Bapak Gandjar Laksamana Bonaprapta sebagai narasumber. Acara berlangsung sangat fun dengan peserta yang memiliki inisiatif bertanya tinggi.


Paparan ‘Membangun Budaya Antikorupsi’ pun membuka pandangan baru dan menekankan hal yang sangat penting: “Kita terbiasa membenarkan yang biasa. Tapi sesungguhnya, bukankah kita harus membiasakan yang benar?”. Sebagai contoh, kita sering berpikir bahwa memberi uang persenan (tipping) dan hadiah itu adalah hal yang baik. Tetapi pernah tidak, kita berpikir bahwa itu adalah perilaku koruptif dan memikirkan apa efek setelah melakukan hal – hal tersebut?


Pelatihan GPP bukan bertujuan untuk menjadi pribadi suci yang bisa bebas dari perilaku koruptif, tapi bagaimana kita berkomitmen untuk mengurangi perilaku koruptif dan menjadi orang yang lebih baik setiap harinya. Semua bermula dari pemahaman bahwa korupsi sebenarnya adalah hal-hal kecil (atau bisa disebut perilaku koruptif) yang terus berulang. Ada banyak cara belajar yang bisa memudahkan kita sehingga bisa langsung dipraktikkan.


Training for Trainer (TfT) GPP mensosialisasikan salah satu cara belajar yang unik yaitu melalui media permainan. Permainan yang dirancang sedemikian rupa dapat memberikan pendidikan yang bermakna terkait pendidikan antikorupsi dengan cara yang menyenangkan. Begitupun dengan hal-hal kecil di sekitar kita bisa mengajarkan nilai-nilai yang baik. Ketika ilmu sudah didapat, tantangan selanjutnya adalah bagaimana cara untuk menyampaikan kepada orang lain dengan sederhana dan rendah hati.


Pada hari ketiga TfT GPP, para peserta mempraktikkan langsung bagimana pola penyampaian nilai-nilai antikorupsi sehingga mudah dipahami oleh murid-murid. Para peserta mencoba mempoposisikan diri sebagai pemain, yakni murid yang mencoba permainan antikorupsi. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat bagaimana para guru antusias untuk belajar dan mengerti, hingga dapat menyampaikan di kemudian hari dan mencetak generasi penerus yang bebas korupsi.


Di mata guru-guru peserta GPP, kami melihat hati yang ikhlas, mendorong langkah yang tegap, dan terus belajar. Kami melihat sosok guru-guru yang akan membangun peradaban Indonesia yang baik serta minim perilaku koruptif. Mari kita wujudkan cita-cita besar untuk Generasi Antikorupsi bersama-sama.


Untuk informasi lebih lanjut tentang program Guru Pembangun Peradaban, hubungi kami melalui info@dayalima.com (NNK/GZN).


Gambar dari Twitter @GerakanGPP.

213 views0 comments
bottom of page